Pengendalian Gulma Padi Gogo di bawah Tegakan Tanaman Perkebunan

By Admin

Foto/PPPTP  

nusakini.com - Gulma telah menjadi masalah yang cukup serius dan harus segera dikendalikan terutama pada usahatani tanaman pangan khususnya pada lahan kering seperti padi gogo. Jenis dan macam gulma sangat beragam bahkan saat tumbuh mempunyai kemiripan satu dengan yang lainnya walaupun berbeda spesiesnya.

Persaingan tanaman pokok dengan gulma dapat berupa kompetisi mendapatkan cahaya, air dan hara. Bila pertumbuhan gulma menjadi dominan atau padat, maka tanaman padi gogo akan menderita karena kalah bersaing dalam mendapatkan air dan hara.  

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, pertumbuhan gulma pada kodisi basah-kering (lembab) seperti pada kondisi padi gogo di lahan kering yang basah kering karena hujan, maka pertumbuhan gulma akan lebih cepat dan lebih banyak. Sedangkan pada pertanaman padi sawah, dengan penggenangan air akan membatasi pertumbuhan biji gulma dan bibit padi yang ditanam pertumbuhannya juga akan lebih cepat dibanding pertumbuhan gulma.  

Pengendalian gulma sebaiknya dimulai pada saat sebelum gulma berkembang atau beberapa hari setelah tanaman padi tumbuh. Pada lahan yang diolah sederhana dengan cangkul atau dengan bahan kimia yang dilakukan pada saat kering, maka pada saat waktu tanam dimusim hujan pada 1-2 hari sebelum tanam benih atau pada 1-2 hari setelah tanam benih, lahan diaplikasi dengan herbisida untuk menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar maupun berdaun sempit.  

Penggunaan herbisida sebaiknya setelah biji gulma berdaun lebar atau berdaun sempit tumbuh atau berkecambah. Perlu mendapat perhatian disini adalah penyemprotan herbisida hanya pada bidang lahan yang akan diolah tanah saja. Jarak bidang olah tanah dengan tanaman pokok minimal 0,50-0,75 cm sehingga penyemprotan herbisida dan pengolahan tanah tidak menggangu tanaman pokok.  

Pengendalian gulma secara manual sebaiknya dilakukan lebih awal. Penyiangan pertama dilakukan 10-15 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan pertama. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.  

Penyiangan sebaiknya dengan menggunakan kored, ada atau tidak ada gulma tanah tetap dikored agar dapat memotong akar primer tanaman padi dan selanjutnya akan menstimulasi pertumbuhan akar baru. Penyiangan sekaligus sebagai cara pembumbunan tanaman dan dapat memotong saluran air (semacam pipa kapiler didalam tanah) yang dapat menyebabkan terjadinya penguapan air dari dalam tanah. Penyiangan dengan kored, selain dapat mengurangi gulma juga menjadi semacam self mulching. 

Untuk memudahkan cara pengendalian gulma sebaiknya menggunakan sistem tanam jajar legowo dengan jarak tanam {(20 x 10) x 30} cm. Pada bagian lorong yang luas (30 cm) penyiangan gulma dapat menggunakan cangkul dan pada bagian yang sempit (20 cm) dapat menggunakan kored. Pada bagian yang sempit juga dapat digunakan untuk larikan pupuk dasar dan susulan petama. Selanjutnya tanaman cepat menutup dan penyiangan susulan hanya pada lorong yang lebar.  

Pada lahan yang diolah dengan alat garpu pada musim kering untuk membalik tanah, maka gulma tidak tumbuh sampai 2 bulan setelah tanam. Pada kondisi seperti ini, pertanaman padi gogo tidak perlu disiang karena pada umur 2 bulan daun padi sudah menutup dan gulma akan kalah bersaing dengan padi gogo yang ditanam.(p/mk)